Foto: Jel Badib sedang mengekspresikan dirinya
Bila sepi, pertanda kau tiada.
Tapi ketiadaanmu, tak membuatku kesepian.
Meski, aku tidak mendampingi dirimu lagi.
Biarlah cinta putihku
tertinggal di pucuk bunga
harum wangi menemaniku dengan setia.
Begitulah Jell Badib, musisi sekaligus penyanyi bersuara emas, tinggal di Sumbawa.
Ia menjalani hari-harinya yang melahirkan syair-syair lagu tembang kenangan bumi kelahirannya, Tana' Samawa.
Jel tidak pernah merasakan yang hilang, lantaran dunia musik dan menyanyi adalah sebuah pengembaraan cintanya tanpa tapal batas.
Perjalanan panjang profesinya terpahat indah dengan mata dan telinga di dunia majemuk merasuk batin.
Syair nyanyiannya yang lugas, dinamis, dan kadangkala teduh meneduhkan. Itulah yang membentuk diri Jel begitu berwarna dengan jogetnya yang lentur dan ornamen bunyi di atas panggung ditingkahi tatapan yang meluluh kalbu.
Bagi Jel, yang hilang adalah ungkapan hati yang bercampur aduk, hadir dalam karnaval cerita yang tumpah menyeret hati yang rindu, hinggap bayang cinta tembang Tana Samawa. Ia lukiskan dalam lagu "Lawas Pio", karyanya, dengan arsemen Matanoles.
Inilah syair Lawas Pio
Gantang gantang pio/
Mundi ngibar/
Tulung bawa rungan kami tau susah/
Sate katawa maras sama ke sia/
Sate katawa maras sama ke sia/
Rawi ano laloooooo/
Bilen mirah/
Ungkap tu barungkap/
Rena ungkap/
Samengas gama ate ta sama sia/
Samengas gama ate ta sama ke sia/
Menong lawas pio/
Basarungan lako rama peno/
Menong lawas pio/
Najina basboe totang
Sia eee.
Wee siaa
Totang gama kami...
John Doe
5 days agoLorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. A doloribus odio minus, magnam nisi repellendus aspernatur reiciendis sit dignissimos expedita eius deserunt! Saepe maxime ipsam quo minus architecto at sequi.