Dr. Ir. R. Heryanto, SH; MM foto bersama Dr. Zulkieflimansyah, MSc saat eks Gubernur NTB itu bertemu di kediaman Heryanto di Jakarta, beberapa hari lalu. Heryanto adalah pengusaha sukses yang berada di belakang layar pembangunan Ibu Kota, dari era Gubernur Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok dan era Anies Baswedan, calon presiden Koalisi Perubahan. Di foto lain, Heryanto bersama Jenderal Pol Tito Karnavian saat menjadi Kapolri berada di garis depan tahap-tahap pengamanan Kalijodo yang terkenal kawasan rawan di Jakarta.
Dua tokoh ini berbincang santai tentang banyak hal terkait Ibu Kota, kini dan esok. Bang Zul, sapaan populer Zulkieflimansyah mendengar dengan seksama cerita singkat tuan rumah mengenai pembangunan Ibu Kota masa Ahok maupun Anies. Percakapan pun menyimpul dalam satu poin penting. Yaitu, Heryanto menyatakan dukungan penuh, bilamana Bang Zul serius maju di Pilkada DKI Jakarta tahun depan.
"Saya menilai beliau (Zulkieflimansyah) orang baik, hebat dan pintar layak memimpin Jakarta periode mendatang," ungkap Heryanto, saat bincang khusus dengan saya selaku Pemred GARANEWS.id melalui telepon dari Kota Mataram, Senin siang, 20 November 2023.
Sebagai jurnalis yang terbiasa meliput politik di Ibu Kota sejak Pemilu 1982, saya menangkap makna psikologis dukungan Heryanto kepada Bang Zul. Bahwa dukungan itu, berangkat dari alasan utama kemenangan telak Anies Baswedan-Sandiaga Uno atas pasangan inkumben, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.
Di luar prediksi sejumlah lembaga survei saat itu, yang merilis Anies-Sandiaga kalah, ternyata berbanding terbalik. Pada putaran kedua hasil hitungan cepat dan real count KPU Jakarta, Anies-Sandi yang diusung Gerindra dan PKS unggul di semua wilayah Jakarta. Pasangan ini berhasil menggaet dukungan dari sebagian besar pemilih Agus Harimurti Yudhoyono-Silviana Murdi di putaran pertama.
Muncul berbagai respons yang mengkonstruksi kemenangan itu dengan alasan utama adalah kesamaan agama. Kemudian direkonstruksi ulang dalam bingkai destruktif secara terus menerus dengan jargon "politik identitas", hingga sekarang.
Isu agama dan blunder bagi-bagi sembako tim Ahok-Djarot membuat Anies-Sandi terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, sudah lama berlalu.
"Isu itu tidak urgen dihembus kembali. Hari ini kita menatap ke depan, sosok pemimpin seperti apa yang cocok memimpin Jakarta ke depan," ujar Heryanto dalam percakapan dorasi 12 menit, siang ini.
Menurut Heryanto, Anies saat menjadi gubernur meneruskan apa yang dikerjakan selama kepemimpinan Ahok, meski ada yang tidak diteruskan. Sebab setelah resmi menjabat, Anies mengajak semua komponen masyarakat. Tentu dengan satu keinginan membangun Jakarta untuk semua dan berusaha mengeliminir polarisasi karena pemilu.
Heryanto masih ingat pertemuan Anies dengan Ahok menjelang Anies-Sandi dilantik, membahas soal rekonsiliasi. Ada titik temu antar pendukung mereka untuk bersama membangun Jakarta selama lima tahun kepemimpinan Anies.
Sikap yang terbuka dari Ahok maupun Anies dalam membangun Jakarta, Heryanto menilai kedua mereka mencerminkan sosok pemimpin yang baik, hebat dan pintar.
Anies juga meneruskan kepemimpinan Ahok yang merangkul semua umat beragama. Merangkul semua kelompok masyarakat dari kelas atas sampai bawah.
Dua Problema Utama
Dalam perspektif Jakarta ke depan, Heryanto dari jauh hari menyatakan dukungan kepada eks Gubernur NTB memimpin Ibu Kota. Ia menangkap figur Zul mampu membawa Jakarta lebih baik. Bisa mengatasi dua problema utama, yakni masalah sandang dan pangan.
"Masalah utama adalah masih banyak penduduk Jakarta yang tak punya rumah dan harga beras mahal," kata Heryanto.
Awal pertama Anies memimpin, ada 49 persen penduduk Jakarta tidak punya rumah. Maka Anies pun menyiapkan skema untuk mengatasinya. Ia membangun rumah susun dengan program uang muka rumah Rp 0, dianggap mustahil oleh beberapa kalangan. Termasuk Heryanto, menganggap program Rp 0 itu salah. Namun Heryanto mengajukan skema alternatif yang direspons positif.
Dengan mengacu kebutuhan hunian Jakarta saat itu, sekitar 300 ribu rumah, maka Heryanto memberi kontribusi membangun rumah susun di Pluit, sebuah kawasan hunian baru di utara Ibu Kota. Kontribusi Heryanto ada yang tertangkap radar, ada juga yang tak kelihatan. Namun namanya sudah melekat sebagai sosok yang berada di belakang pembangun Jakarta, di masa Ahok dan berlanjut era Anies.
Masalah kedua adalah sandang, dalam hal ini beras yang mahal membuat masyarakat lapisan bawah kesulitan membeli.
Dua masalah tersebut, kata Heryanto, membutuhkan pemimpin Jakarta ke depan seperti sosok Zulkieflimansyah yang banyak kesamaan dengan gaya kepemimpinan Anies yang terbilang berhasil membawa Ibu Kota lebih baik.
"Anies dan Bang Zul adalah seumuran, sekitar 52 tahun. Beliau berdua sama-sama pintar, berlatar akademisi juga, telah teruji memiliki seni merangkul perbedaan dan merajut kebersamaan dalam kepemimpinan di tempat berbeda," tegas Heryanto yang tinggal di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur. (Lanjut ke episode 3).
John Doe
5 days agoLorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. A doloribus odio minus, magnam nisi repellendus aspernatur reiciendis sit dignissimos expedita eius deserunt! Saepe maxime ipsam quo minus architecto at sequi.