Alhamdulillah. Itulah ucapan yang tepat kami sampaikan kepada publik. Media online GARAnews.id mulai hari ini hadir mengunjungi publik di seantero Tanah Air.
Kami sadar, dikaji dari aspek-aspek yang spesifik, bahwa peran pers belum sepenuhnya menjadi pengeras suara yang menyuarakan kebenaran. Tapi kami sadar pula, kebenaran dalam perspektif mengkomunikasikan informasi atau berita hasil karya jurnalistik, tidaklah sekali jadi. Ia membutuhkan proses yang terus menerus, seiring arus deras informasi di tengah globalisasi yang membonceng serta digitalisasi di era internet.
Peran pers sebagai PENJERNIH informasi, cenderung melingkar dalam lingkaran kekuasaan. Belum begitu optimal menjadi penyeimbang yang mengedepankan kaidah jurnalisme yang informatif, akomodatif, berimbang, obyektif dan adil.
Informatif, berarti berita, ulasan dan tulisan yang disajikan dengan narasi redaksional yang sedapat mungkin menjadi deptnews atau berita yang memiliki pendalaman.
Akomodatif, mengandung arti tidak memberitakan suatu berita yang memancing dan menyulut konflik.
Berimbang, semua pihak yang berkepentingan atau bersentuhan langsung dengan pemberitaan diberi kesempatan yang sama secara proporsional.
Obyektif, berdasarkan fakta dan data atau berita yang diperoleh dari nara sumber secara jujur atau yang memiliki kompetensi.
Adil, berarti peka terhadap harkat dan martabat.
Informasi yang disiarkan hindari jebakan dari kepentingan tertentu. Tapi terus berupaya menjadi penyambung yang menjembatani suara pada kebenaran atau yang diyakini mengandung kebenaran.
Memberitakan kekuasaan penguasa dalam porsi yang berlebihan, berpotensi menjadikan pemberitaan pers tidak berimbang. Bahkan, dalam hal-hal tertentu, bisa jadi, "mengkerdilkan" pers sebagai pilar demokrasi yang harus kritis pada kekuasaan. Tentunya, kritis yang konstruktif, dengan memegang teguh prinsip pers bebas dan bertanggung jawab berdasarkan Kode Etik Jurnalistik sebagai landasan moral wartawan dan UU 40 tahun 1999 tentang pers.
Wartawan sebagai insan pers belum semua tahu kaidah pemberitaan, bahwa ada prinsip keberimbangan. Artinya, memberitakan secara berimbang. Sikap kritis pers terhadap kekuasaan bukan berarti hanya fokus memberitakan kekurangan pemerintah, tetapi juga memberikan porsi pemberitaan terhadap hal-hal baik yang dilakukan pemerintah.
Berpikir kritis, sejatinya menjadi pegangan wartawan. Sebab, karya jurnalistik adalah ranah kerja jurnalis untuk memproduk berita di tengah informasi yang datang silih berganti dengan sangat cepat. Dalam hitungan detik, manusia dijejali dengan ribuan, bahkan jutaan informasi melalui medsos, baik Facebook, instagram, youtube dan sebagainya. Soal status benar dan salah dari informasi tersebut tidak terverifikasi dengan baik. Hoax dan benar bercampur.
Di ranah ini, pers perlu menjadi penerang dengan memberitakan kejadian yang telah terverifikasi terlebih dahulu.
Salah satu kunci utama adalah kedisplinan awak media (wartawan) dalam menerapkan kaidah jurnalistik dalam melakukan peliputan menjadi faktor penentu.
Dengan demikian, wartawan dapat terhindar dari berita hoax manakala dalam menjalankan tugas menerapkan dengan sungguh sungguh penerapan kaidah jurnalistik yang benar.
Pers harus tetap berjalan pada lorongnya sendiri. Konsisten memberitakan yang benar sebagai yang benar dan yang salah sebagai yang salah tanpa dibumbui banyak framing.
Seiring peradaban baru. Peradaban digital. Peradaban online. Peradaban internet. Sesungguhnya.mencari berita, seperti menghirup angin, ada di mana-mana. Di mana saja, tinggal buka medsos atau portal online yang menjamur. Semua orang bisa memberi kabar, serta semua orang memiliki media itu sendiri.
Kini, otoritas memberi kabar, atau berita, sejatinya bukan lagi hanya milik wartawan. Tapi, milik semua orang.
Tetapi, dalam perspektif peradaban digital, peranan pers dan wartawan semakin penting. Terutama, wartawan media online yang kian menjamur, seperti menjamurnya penggunaan internet hingga disemua pelosok.
Di tengah persaingan media pers (online) yang menjamur, jurnalis dituntut juga menjalankan tugas jurnalistik dengan sebaik-sebaiknya, berdasarkan kebebasan pers yang profesional, sesuai Kode Etik Jurnalistik sebagai pedoman moral wartawan dan amanat Undang-Undang 40 Tahun 1999 tentang Pers.
Karena itu, GARANEWS.id sebagai media online yang baru hari ini hadir, berupaya merekrut wartawan yang benar-benar memiliki keterpanggilan jiwa jurnalis dan semangat kerja jurnalis yang begitu kental dan naluri wartawan yang begitu dalam.
Keterpanggilan itu, memantulkan emosi. Emosi adalah tekad yang akan menjadi penyemangat dalam mencari informasi, mengelola dan meramu untuk memproduksi berita yang sedapat mungkin bisa mengaduk-aduk perasaan pembaca. Seperti layaknya menikmati masakan di sebuah restoran. Atau di sebuah warung pinggir jalan. Menggoda rasa. Ingin membaca, dan terus ingin membaca.
Jakarta, 01 Nopember 2022
Pemimpin Umum & Pemimpin Redaksi
Didin Maninggara
Dewan Redaksi